TEMPO.CO, Surabaya - Calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo atau Jokowi meminta tim suksesnya tidak terlena dengan hasil survei yang kerap mengunggulkan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin dibandingkan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Dia meminta tim suksesnya menjadikan hasil survei itu sebagai bahan evaluasi.
Baca: Survei: Jokowi - Ma'ruf Kuasai Jawa, Prabowo - Sandiaga Sumatera
"Saya sampaikan bahwa survei itu harus menjadi koreksi mana yang kurang, menjadi evaluasi mana yang harus diperbaiki. Harus menjadi evaluasi dan koreksi bagi seluruh tim," kata Jokowi saat ditanya wartawan seusai menghadiri rakernas tim kampanye nasional (TKN) di Hotel Empire, Surabaya, Ahad, 28 Oktober 2018.
Jokowi meminta, hasil survei itu dijadikan sebagai alat untuk menggoreksi hal apa saja yang masih kurang. Survei itu sekaligus juga menjadi alat evaluasi untuk mengetahui apa saja yang mesti diperbaiki oleh tim kampanye.
Sebelumnya, Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, Erick Thohir meminta timnya tidak jumawa meski pasangan yang mereka dukung menang dalam sejumlah survei pemilihan presiden 2019. Erick tak ingin rasa jumawa itu membuat Jokowi-Ma'ruf tumbang, seperti Mike Tyson ditumbangkan James Blaster Douglas.
Baca: Survei Alvara: Jokowi Kalahkan Elektabilitas Prabowo di Banten
"Mike Tyson yang sedang berada di puncaknya saat itu kalah KO dari James," kata Erick dalam pidato pembukaan rapat kerja nasional TKN, di Surabaya, Sabtu, 27 Oktober 2018.
Erick menceritakan, pada saat itu, Tyson yang tengah bersinar lebih diunggulkan dibandingkan dengan James. Tyson saat itu memiliki catatan 37 kemenangan, 33 di antaranya menang KO. Pertandingan Tyson melawan James itu, bagi Erick menjadi pengingat agar dirinya tidak jumawa.
Ia tak menampik hasil survei banyak mengunggulkan Jokowi dan Ma'ruf. Namun, kata dia, penentu kemenangan sesungguhnya adalah pemungutan suara dalam pilpres 2019. "Kita belum tentu menang, sampai kita dinyatakan sebagai pemenang," ujarnya.